Mobirise Website Builder

Produsen Mobil Eropa Perlu Bekerja Sama dengan China untuk Bertahan

Annas - 09 Sep 2024

Penurunan daya saing industri otomotif Eropa, khususnya Volkswagen (VW), menimbulkan kekhawatiran akan adanya penutupan pabrik di wilayah tersebut. Hal ini dipicu oleh meningkatnya dominasi produsen mobil China yang menawarkan produk berkualitas dengan biaya lebih rendah di pasar global.


Agus Purwadi, seorang pengamat otomotif dari ITB, menyarankan agar produsen mobil Eropa seperti VW menjajaki kerja sama sebagai solusi untuk mencegah dampak ekonomi yang lebih parah.


"Agar tidak sampai harus menutup pabrik yang bisa berakibat besar, sangat penting bagi mereka untuk membangun kolaborasi strategis jangka panjang dengan industri otomotif China," ujar Agus dikutip oleh Kompas.com, Senin (9/9/2024).


Menurut Agus, berkolaborasi dengan produsen otomotif China akan membantu Eropa tetap kompetitif di pasar global tanpa harus mengandalkan langkah proteksionis seperti tarif barrier, yang hanya memberikan solusi sementara.


"Kerja sama dengan industri China yang kompetitif dan berkualitas akan menguntungkan kedua belah pihak dan mencegah kerugian lebih lanjut," tambahnya.


Penutupan pabrik di Eropa tidak hanya berdampak pada industri otomotif, tetapi juga berimbas pada sektor lainnya, seperti tenaga kerja dan pemasok komponen. Oleh karena itu, kolaborasi dengan industri otomotif yang lebih efisien, seperti China, dianggap sebagai solusi lebih tepat dibanding proteksi jangka pendek.


Agus juga menyatakan bahwa pendekatan ini akan menjaga keseimbangan rantai pasok global dan menghindari potensi perang dagang yang bisa memperburuk kondisi ekonomi.


"Tarif barrier hanya akan memicu konflik dagang yang merugikan semua pihak. Kolaborasi adalah kunci untuk tetap bertahan dalam persaingan global," pungkasnya.

© Copyright 2024 Sulawesi Utara Terkini- All Rights Reserved